Akhirnya bisa menulis sesuatu untuk kontes yang diadakan Komandan BlogCamp Group. Karena sudah banyak yang menulis cara menanggulangi tawuran pelajar dan mahasiswa, maka saya membahas tentang tawuran antar kelompok/ kampung aja deh.
Sama seperti tawuran pelajar, tawuran antar warga seringkali juga dipicu oleh perseteruan perorangan, yang kemudian dibumbui dengan sentimen golongan untuk mendapatkan dukungan yang lebih besar dari kelompoknya hingga akhirnya pecahlah perang local antar kelompok.
Memang tawuran antar kelompok ini bisa terjadi dimana-mana, tetapi paling sering terjadi di negara dengan tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikan yang rendah. Kalau lihat di berita, siapa yang sering terlibat tawuran? Umumnya mereka yang sedang tidak punya kegiatan/kerjaan. Kalau pada sibuk bekerja, boro-boro mikir ikut tawuran, untuk mikir kerjaan aja sudah berat. Jadi menurut saya, untuk meminimalkan terjadinya tawuran, masalah kesejahteraan dan pendidikan ini yang harus dibenahi, dan ini memang PR yang berat.
Kesejahteraan :
Kecemburuan sosial muncul jika ada kelompok yang sangat sejahtera berdampingan dengan kelompok yang sangat tidak sejahtera. Apalagi jika kelompok yang sangat sejahtera itu mendapatkannya dengan jalan pintas misalnya korupsi. Tentu saja kelompok yang sangat tidak sejahtera akan berang (revolusi sering terjadi karena hal ini kan). Jadi memeratakan kesejahteraan ini menjadi kunci utamanya. Pemerataan kesejahteraan ini dapat dilakukan dengan:
1. Memberikan kemudahan serta kesempatan yang sama kepada warga untuk bisa mengakses kebutuhan dasar, terutama : kesehatan, pendidikan, transportasi dan perumahan. Tidak harus gratis, yang penting terjangkau oleh masyarakat.
2. Pemerintahan yang bersih : pemerintahan yang bersih turut serta memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Peraturan yang objektif serta penegakan hokum secara tegas akan membuat warga merasa dilindungi sehingga respek terhadap pemerintah. Selain itu masyarakat juga akan menyadari bahwa setiap warga memiliki kewajiban dan hak yang setara.
Pemerintahan yang bersih tidak akan terjadi hanya dengan niat baik tanpa ada peraturan dan sistem yang jelas. Peraturan dan system yang jelas menjadi syarat mutlak karena ini menjadi panduan dalam pelaksanaan pemerintahan yang bersih.
Misalnya saja waktu saya ngurus KTP karena pindah domisili: sulit untuk mendapatkan informasi akurat tentang dokumen apa saja yang diperlukan. Alhasil, mesti bolak-balik beberapa kali. Selain itu, ketika di kelurahan, perangkat kelurahan secara terang-terangan menyodori kotak sukarela, di kantor kecamatan juga sama saja. Alhasil, biaya bikin KTP menjadi berkali-kali lipat biaya resmi. Ada perasaan diperlakukan tidak adil dan semena-mena. Berbeda ketika saya ngurus surat tinggal di Taiwan. Syaratnya jelas, uang yang harus di bayar jelas, lama waktu pembuatannya jelas. Meskipun uang yang saya keluarkan jauh lebih besar daripada ngurus KTP itu, tetapi saya tidak merasa diperlakukan tidak adil, karena prosedur dan pelaksanaannya jelas, jadi semua orang yang mengurus ijin tinggal di Taiwan mesti melewati prosedur serupa. (note: ini hanya contoh kecil dari pengalaman saya saja dan bukan berarti Indonesia selalu lebih buruk dari negara maju).
Pendidikan :
Mengapa pendidikan saya masukkan sebagai prioritas, karena ini menyangkut daya saing dan pola pikir masyarakat. Dalam hal daya saing, saya termasuk orang yang meyakini bahwa pendidikan yang tinggi membuat seseorang memiliki daya saing yang tinggi. Pendidikan tidak hanya didapat melalui jalur formal atau sekolah, tetapi juga jalur informal, yang umumnya lebih menitik beratkan pada ketrampilan khusus. Pendidikan yang tinggi membuat seseorang lebih mampu untuk berinovasi, menyesuaikan diri dengan dengan perubahan dan mampu bertahan menghadapi persaingan yang semakin ketat. Hal ini secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap kemampuan meningkatkan kesejahteraan.
Dalam hal pola pikir, masyarakat yang berpendidikan tinggi akan bisa bersikap lebih terbuka dalam menghadapi perbedaan di masyarakat. Mereka tidak akan mudah terhasut oleh hal-hal yang bersifat primordial seperti suku dan agama. Mereka akan melihat permasalahan secara lebih selektif dan tidak mengandalkan pada keegoan kelompok yang merupakan bentuk kesetiakawanan semu. Memang pendidikan yang tinggi tidak menjamin masyarakat bebas dari masalah perbedaan, tetapi meminimalkan potensi konflik akibat perbedaan tersebut. Kerena itulah, pendidikan masyarakat harus ditingkatkan. Akses masyarakat terhadap pendidikan harus dipemudah, terutama di daerah-daerah terpencil.
Dari uraian diatas bisa disimpulkan sebagai berikut:
1.Pemerataan kesejahteraan akan meminimalkan adanya kecemburuan sosial.
2.Pendidikan yang tinggi akan meningkatkan daya saing masyarakat sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya. Pendidikan yang tinggi juga membuat masyarakat lebih bisa menerima perbedaan sehingga meminimalkan adanya konflik akibat perbedaan tersebut.
3.Pemerintahan yang bersih memberikan rasa aman dan keadilan kepada masyarakat.
Jika ketiga hal tersebut bisa dilakukan, saya yakin masalah tawuran akan bisa dihindari.
Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bersatu: Cara Mencegah Dan Menanggulangi Tawuran.
wah .. hari ini baca banyak blog dgn topik serupa
semoga menang ya kontesnya
pk Dhe kan selebritisnya blogger, jadi ya banyak yg ikutan kontesnya … he.he.he. mbak ELy nggak ikutan juga 🙂
thanks ya mbak …
nggak, saya belum mampu ikut kontes kontesan
sama sama
Terima kasih atas partisipasi sahabat.
Salam hangat dari Surabaya
terima kasih sudah di daftar pk Dhe …
ikutan juga akhirnya.. semoga sukses
iya … semoga kita sama2 sukses 🙂
banyak bersyukur supaya tida cemburu hehehe. good luck ya dikontesnya pakde
setuja … 🙂
kut doain saja semoga sukses kontesnya
terima kasih …
semoga sukses kontesnya..tawuran memang seperti menjadi budaya..gimanapun, sulit untuk menghilangkannya..hanya bisa meredam atau meminimalkannya.. 🙂
iya. selama ada ketimpangan, rawan terjadi tawuran … 🙂
asyik solusinya nih… memang orang kurang kerjaan yang suka ikut ikutan tawuran.. itu benar… jadi harus di kasih kerjaan mereka biar lupa…
iya mas. Pada dasarnya, kalau perut ‘kenyang’, orang tidak akan menuntut macam-macam …
tawuran terus ya, mestinya yg tawuran di kasih sekolah gratis kali ya hehe
tidak mesti gratis sih, tetapi terjangkau. Dan mestinya sekolah untuk semua rakyat Indonesia, bukan cuma yg suka tawuran 😀
Kembali jadi PR nya pemerintah nih 😀
Good luck, Mas… 😀
balik lagi ke pemerintah ya … 🙂
Setuju deh dengan ketiga poin di atas. Bila kondisi merata di masyarakat, insya Allah akan dapat meminimalisir benturan 🙂
Toss dulu … 🙂
orang kurang kerjaan gampang diprovokasi untuk tawuran ya…..
pokoknya harus dikasih kegiatan positif…, punya kerjaan layak..
Iya Bunda. berikan pekerjaan yang layak bagi mereka, ntar kan nggak akan hobi tawuran lagi …
semoga dg semakin banyaknya yg menulis ttg topik ini, tawuran bs segera teratasi ya
amin …
Ini kontesnya pakdhe ya?
waah aku blm ikutan…
selamat ngontes ya, mas..semoga menang 🙂
iya… ayo ikutan ngontes mbak Melly … 🙂
Kurangnya komunikasi sang anak dengan orang tua juga bisa memicu tawuran. Anak mendapatkan pendidikan tidak hanya di sekolahan saja tapi dari pendidikan orang tua nya dan lingkungan sekitar juga sangat mempengaruhi.
Semoga menang lombanya kawan.
iya. mereka memang butuh perhatian …
Terima kasih
Semoga tawuran atau perang saudara bisa dihindari…
Hebat, mas hindriyanto mempunyai keyakinan dan kepercayaan diri dalam menulis melalui kontes, keberanian seperti anda inilah yang kelak bisa membuat kita sukses, keep spirit para blogger mania
Amin.
Terima kasih mas …
kontesnya moga sukses dan dapat mencerahkan bagi yg membaca sehingga meminimalkan tawuran
amin.
hemm…pada ikutan kontes rupanya. Semoga sukses ya. Amin. Ma kasih telah mengunjungi blog saya 🙂
Pemerintah yang bersih dan mencontohkan kesantunan bukan keributan dan kegaduhan politik yang sama sekali tidak ada manfaatnya.
pemerintahan yang bersih memang sangat dirindukan 🙂
tawuran kdg tmbul dr mslh yg sepele bahkan gag jelas…inilah ekses depresi dr anak bgs melihat pemerintahan di negrinya..
betul sekali … beban hidup yang berat membuat orang lebih agresif dan kurang berpikir panjang …
tetap semangat ikut kontes, pantang mundur.
iya… semangat-semangat … 🙂
Tawuran adalah… ah semua yang dah komen tentang tawuran benar saja deh.. 😀
Tetap nyalakan semangatmu dalam kontes ini sob.. salam.
siiip … tetap semangat … 🙂
sarana edukasi yang paling keren di Indonesia itu kayaknya televisi (pendidikan pertelivisian)
😀 apa yang di tv bagusnya gak pake peran antagonis aja ya
kasih adekan pelukan terus2an sampai keakraban mendarah daging
boleh juga tuh idenya … tapi ntar acaranya laku nggak ya … 🙂
Meredam agresivitas dengan kecukupan akses kebutuhan dasar ya Mas. Selamat ‘tawuran internal menyelesaikan tugas’ Mas
Iya bu Prih, tawuran internalnya belum kelar-kelar jg 🙂
Selamat beraktivitas jg …
selamat berkontes mas, semoga dapat yg terbaik 😀
terima kasih mas Arif …
Nice Kontesnya Bro 😀
nggak ikutan bro? biar makin ramai … 🙂
Ikutan bro,.. Baru malam tadi di bagiin,.. mampir bro 😀
meluncur ke TKP … 🙂