Bayarlah dengan uang pas. Sahabat tentu pernah membaca kalimat diatas kan. Entah itu di toko, bis, angkot, loket masuk tempat wisata maupun tempat-tempat lainnya. Meskipun diminta membayar dengan uang pas, tetapi biasanya mereka tetap memberikan kembalian jika uang kita berlebih.
Tetapi disini, saat naik bis harus benar-benar menyiapkan pas. Jika kita ngasih uangnya berlebih, tidak akan ada kembalian. Ada yang pernah bercerita ke saya, pada suatu saat dia naik bis. Seharusnya ongkosnya cuma 18 NT, tetapi karena tidak memiliki uang receh, maka dia membayar dengan pecahan 100NT. Alhasil, dia harus merelakan sisa kembaliannya karena memang nggak ada sistem kembalian. Meskipun dengan berat hati, tetapi ya mau gimana lagi, lha emang sistemnya seperti itu. Padahal kembaliannya lumayan bisa buat makan.
Kok bisa tidak ada kembalian? Bisa donk… šĀ Ketika naik bis, kita bisa membayar dengan memakai kartu khusus (ini sudah umum di banyak negara) maupun secara cash. Untuk pembayaran secara cash, disediakan kotak dimana penumpang bisa memasukkan ongkos transport kedalamnya. Nah, pembayaran dengan cara cash inilah yang tidak ada kembaliannya. Mungkin hal ini juga akan mempermudah sopir bis karena di dalam bis cuma ada sopir saja, tidak ada kenek atau kondektur, jadi sopirnya tidak perlu ribet mengurusi uang š
Kotak uang itu setidaknya ada 2 bagian, tersusun secara vertikal. Ketika penumpang memasukkan uang, maka uang tersebut akan masuk di bagian pertama dimana dindingnya transparan, jadi sopir bisa menghitung berapa uang yang kita masukkan. Jika jumlah uangnya sudah memenuhi, maka supir akan menekan tombol khusus sehingga uangnya masuk ke kotak di bawahnya. Kalau uang yang kita masukkan kurang, maka sopir akan meminta kekurangannya. Sialnya, jika uang kita berlebih, sopir tidak bisa membuka kotak untuk memberikan kembalian, jadi kita harus mengikhlaskan uang kembalian itu.
Untuk besarnya ongkos pembayaran tergantung dari jarak tempuh. Biasanya di bagi menjadi wilayah-wilayah. Jadi kalau masih didalam 1 wilayah, bayarnya murah, kalau lintas wilayah mesti bayar lebih. Kalau begitu, apakah bisa curang, membayar tarif 1 wilayah untuk perjalanan lintas wilayah? Kalau niat sih sepertinya bisa, tapi aku belum pernah nyoba. Selain itu, jika kita membayar ongkos sampai tujuan akhir, biasanya akan dapat kartu yang nantinya di serahkan ke sopirnya lagi saat turun.
Kartu
Apakah sahabat pernah mengalami kejadian istimewa terkait uang kembalian, seperti tidak diberi uang kembalian maupun dikasih kembalian tetapi jumlahnya kurang?
Ih cool yak… kapan bis di sini begitu š
Oitu kalau masukin kurang, ketahuan yak ama supirnya kwkwkwk…
Pernah aku naik bis begitu kudunya 3.4 MOP, aku bayarnya 4MOP. Abisan gak ada receh…
iya, supirnya suka ngecek, kalau nggak ya bisa rugi perusahaannya ha.ha.ha.
itu kembaliannya mau nggak mau di ikhlaskan donk ya. naik bisnya pas lagi dmn Un?
Di Macau… sempet kepikiran juga sih, nek mbayare curang, gak nyampe segitu bisa gak ya… Tak pikir gak bisa liat supirnya š
Kalau di Jepang, di bis ada mesin penukar uangnya. Tapi hanya bisa menukar 1000 yen menjadi koin, serta koin besar menjadi koin yang lebih kecil. Kalau kita memasukkan uang kertas 1000 ke mesin penukar uang, akan keluar koin 500, 100an 4 buah, 50an 1 buah dan 10an 5 buah. Jadi berapa pun ongkosnya, tinggal ambil dari hasil penukaran. Bisa menukar koin 500 juga 100 untuk mendapatkan pecahan yang lebih kecil. Ketika memasukkan uang, otomatis akan ada tulisan berapa uang yang sudah kita masukkan. Pas uangnya lalu turun.
Sudah ingin menulis tentang ‘perbisan’ di Jepang, tapi kadang sungkan memotret di dalam bis. Hehe…
wah asyik ya mesin penukar koinnya ada di bis. Disini penukar koin seringnya cuma di laundry.
trans jogja sebentar lagi pake sistem tempel kartu dalam bis nih tapi ga tau deh bakal kayak gimana secara orang indonesia demen nyari kesempatan dalam kesempitan. entar bukannya untung malah buntung hahahahaha tapi doain aja, masih bagus ada rencana perbaikan ke depan š btw belom pernah punya pengalaman ga dapet kembali tapi pernah salah kasih uang ke supir taxi karena gelap. jadi harusnya bayar 100 malah kasih 10 karena warna hampir sama. ohemji semoga supir taxi tersebut rejekinya berlimpah ruah š³
itu sopir taksinya nggak nyadar juga ya di kasih uang yang salah.
Amin. semoga rejekinya dia melimpah …
nggak pernah deh di sini, satu cent pun pasti ada kembaliannya, di manapun itu š
bagus itu mbak. Nggak perlu risau kalau pas nggak punya receh š
di sini apalagi di jakarta yg namanya uang pas kyknya nggak punya, lebih semua….. uang pas diterapin disini, wah bisa” ribut kali ya hihihi
iya ya bang, langsung di demo hi.hi.hi.
wah, susah juga kl gak ada kenek ya Mas….
saya gak pernah punya pengalaman seperti itu mas, ada yang lebih lucu lagi, nanti deh saya buat postingan ehheheeee…
sebenarnya nggak susah juga karena sistemnya juga menyesuaikan. Malah menurutku lebih efisien š
heheee..
iyo wes, aku meleu ae..
keren sekali ya
tempatku itu masi batik solo trans
tapi lumayan murah kalo mau bayar pake e card
pengisiannya mirip kaya pulsa listrik juga
enak lo
buat kemana2
asyik donk kalau udah pakai card. Tapi sistem kartu seperti itu kurang menungtungkan bagi para pelancong, yang mungkin hanya sekali dua kali naik kendaraannya (krn mesti beli card & isi ulang, yg jatuhnya bisa lebih mahal). Makanya biasanya sistem seperti itu didouble dengan sistem yang sekali bayar … š
katanya udah mau terintegrasi sama pramek
yah moga aja sistem nya makin baik buat pelancong toh satu kartu urah kok 25 ribuan
š
siip …
Pingback: Diturunkan dari Bis Dengan Tidak Hormat « cumakatakata
jaman tahun kapan … itu jaman bis tingkat apa ya, kayaknya mbayarnya juga dicemplungin gitu, tapi lama2 bubar. gak tau kok bisa gak dipake lagi. seru tuh! apalagi klo gak ada kembalian. sesama penumpang saling tuker2an uang receh gitu hehehe
di Indonesia tunggu aja gebrakan Pak SBY š *ngarep*
nunggu gebrakannya setelah 2014 kali ya hi.hi.hi..
Pingback: Uang Pas dan Besar | nicampereniquƩ.me
dulu naik angkot gak ada kembaliannya ya udah dikasihin aja deh sisa kembaliannya soalnya buru2. tapi pernah juga jadinya gak bayar hehehe
jadinya imbang ya mbak …
Hehe… kalo gak dikasih kembalian, biasanya saya protes lah š
Etapi, ternyata di banyak negara, sistem angkutannya udah praktis gitu ya. Bayarnya langsung pake kartu atau celengan kek gitu. Lebih hemat tenaga š
iya, secara upah pekerja tinggi, jadi teknologi dipakai untuk meminimalkan biaya operasional …
saya juga pernah seperti itu, tapi nggak banyak, paling cuman selisih beberapa $ saja. š
jadinya diikhlaskan saja ya kembaliannya š
iya mas. š
Artikel yg menginspirasi… š
Pengalaman naik Trans Jogja: penumpang beli tiket di loket (ada uang kembalian bila tdk membayar dng uang pas), lalu penumpang diberi kartu plastik, trus kartu tsb dimasukkan kotak, lalu palang pintu otomatis terbuka.
Spt kata mbak “randompeps”, Trans Jogja akan menggunakan sistem tempel kartu yg lebih praktis (spt bayar toll di Jakarta).
Fenomena “Less cash society” sdh merambat ke Indonesia.
Salam dari Jogjakarta.. š
Saat ada kesempatan ke Ygy, saya pengen nyoba Trans ygy, tapi belum kesampaian. Semoga pd kunjungan berikutnya say bisa menikmati trans ygy.
Terima kasih sudah mampir pk ..
entah kapan sistem pembayaran bis seperti ini bisa diterapkan di negeri kita, di kota besar saja blm tentu sukses, apalgi di kota2 kecil, krn sebagaian besar masyarakat kita masih saja ada yg iseng, utk mengambil kesempatan dalam kesempitan
( bukan menuduh lho ya, )
salah satu contohnya ketika telepon umum masih banyak digunakan , banyak yg menjebol nya š¦
salam
di beberapa kota sepertinya sudah mulai menerapkan penggunaan kartu Bunda. semoga semakin merata š
Saya belum pernah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan mengenai uang kembalian …
kalaupun tidak ada kembalian … ya saya serahkan sepenuhnya …
asaaaalll … yang saya konsumsi barang/jasanya itu masih lebih besar, dari pada uang kembaliannya …
Salam saya Hind
jadi meskipun membayar lebih tetap nggak rugi ya Om … š
kalau di indonesia tidak bawa uang pas, pasti langsung dimarahin supir angkot apalagi pake uang 100rban…
untung saya belum pernah kena marah, paling di pasangi senyum kecut keneknya š
Efisien tenaga kerja ya Mas dengan satu sopir, lha ESTO (dengan susuk/kembalian komplit) langganan saya minimal 3 awak: sopir, kondektur plus kenek. Tambahan pak Ogah dan calo2nya jadi kerja kroyokan hehe. Salam
iya bu Prih, karena upah tenaga kerja tinggi š
kalo naik kendaraan umum sih emang sebaiknya siap uang pas ya Mas. ato kalo ga rela bayar sedikit lebih mahal. Hehehe. Kalo bis kayak di luar negeri itu mah bakalan susah emang kalo kitanya sendiri gak siap.. š
waduh,,kalau uang besar ruyam dong urusan,,heheh
salam kenal…
iya pk … hi.hi.hi.